Jadi, ii ini anak sasjep UPI yang pernah setahun exchange ke Kanazawa University dan belajar bahasa jepang lebih dalam.
1. TEKNIK LULUS JLPT N1
Berdasarkan hasil test score, justru poin tertinggi dia ada di section Reading.
Padahal bagi orang Indonesia, sejak N5-N2, section dengan poin tertinggi adalah Listening. Then, how come?
Dia cerita, dulu waktu di jepang di kelas bahasa jepang, dia dipaksa untuk baca suatu buku (all japanese). Buku tentang society-ecomony-social-related, yang cukup tebal. Dan sang sensei memaksa para murid untuk membaca dan menamatkan buku itu karena tiap minggu akan ada diskusi dan presentasi mengenai buku itu per bab-nya. Sehingga, mau nggak mau mesti dibaca. Kurou shitetemo…
“Dan… sejak saat itulah teh, aku jadi nggak takut untuk baca teks bahasa jepang”
That’s it!
Menurut ii, aku disarankan untuk baca sebuah buku senmon yougo (buku spesifik mengenai suatu bidang, bukan novel romance something..). Buku yang ada kaitannya samai shakai-society.
Noted. I will.
Next target: Ikut ujian JLPT di Jepang N1. (kalau lancar dan september tahun ini berangkatnya). Punya sertifikat N1 sebelum lulus s2 :>> wuii so cool!
2. SOAL YUTORI EDUCATION
Kemudian diskusi dalam bahasa jepang itu pun belanjut soal Yutori Education. Apakah ii pernah denger soal hal itu? Yutori Sedai - Yutori Generation? Dan rupanya pernah. Waktu di jepang, kelas dia pernah diskusi soal tema ini. Kurang lebih begini:
Emang sih itu jadi obrolan para orang Jepang akhir-akhir ini. Kira-kira mereka memprotes kelakuan orang-orang yang sekarang udah umur 25an (plus minus). Karena waktu zaman mereka sekolah dulu, posisinya sekolah itu memperlakukan murid-murid sebagai tamu. Sehingga ketika ada salah dikit memperlakukan murid, para orang tua protes ke sekolah. Karena hal tersebut, para murid-murid itu pun bermental manja. Makanya anak-anak umur segitu banyak yang jadi hikikomori (kerjanya cuma di rumah dan ga keluar rumah), terus jisatsu… (bunuh diri), yaa pokoknya mereka sekarang ini yang generasi smartphone.
Terus mendadak jadi keingetan sama fenomena dunia pendidikan di Indonesia sekarang. Guru mencubit murid, lalu dia diadili secara hukum misal…. jadi… saat ini pun Indonesia sedang mengalami Yutori Seidai? Hmm
Akibatnya, ketika mereka lulus sekolah dan masuk ke dunia kerja, mental mereka lemah. Dan para generasi atas mereka komplain dan tidak suka dengan kelakuan anak Yutori Sedai.
“Meski begitu ya teh, ada sebuah riset mengenai hal ini… “
Jadi sebenernya, setelah diteliti dengan lebih jauh, mengenai permasalahan Yutori Seidai ini ke generasi atasnya. Sebenernya itu adalah hal yang selalu terjadi di tiap generasi. Ibarat senior yang komplen soal kelakuan juniornya.
Kemudian tiba-tiba jadi keinget sama cerita Gindos (sekarang lagi S2 di Jepang, dan kemarin nginep di apato nya Gindos pas di yokohama).
“Iya, Fa. Dulu waktu awal-awal ke Jepang kan pindahan bareng sama ibu aku. Terus kita berdua naik taxi. Sempet ngobrol-ngobrol sama supir taxi-nya”
Ibu : Wah, anak saya gimana ya Pak nanti kalo dapetnya sama orang jepang? Hahaha
Supir : Wah, jangan bu. Laki-laki jepang sekarang semua pada lemah-lemah. Udah nggak berjiwa samurai lagi kaya dulu. Justru sekarang perempuan Jepang yang lebih strong dibanding laki-lakinya.
Kira-kira begitulah. Yutori Sedai?