Doing a translation right now. And amazed by how g.o.o.s.e.h.o.u.s.e covered it last night in UST. And I am amazed by the lyrics and the melody. So cute.
Search the original PV. Nishino Kana - Moshimo Unmei No Hito Ga Iru Nara Yey, so cute. I like the song and so does the PV. Oh, and the lyrics too.
It really explained girls heart when searching her destined person. From a young girl perpective? So cheerful and cute (in natural way). Good job, Nishino Kana!
1. Slowly I could settle my goal again 2. Saving Saving and Saving 3. Planning for the future 4. Enjoying my job while still have the time to do my hobbies 5. Keep Learning New Things 6. Started to get interested with Business 7. Healed from the sickness these past months 8. Started to questiones many things in life, and try to analyze the answers 9. And last, I will do my best wholeheartedly next year 10. Lastly, say “Bismillah” before start to do something
P.S. Piano Tiles 2 in Play Store amazing! It increase your concentration skill. And so does Brain Wars, it level up your way of thinking. Thank you Games :)
So here it is, another story of Fafa’s life. It January 2016. A new page of my life is started. A new resolution. 2015 was a slow paced year for me, but it still a year when I learned many things.
And this is it 2016. A new life :) I aiming to be a better person this year, since I know I have matured already. I see the world quite different this year.
So, last Saturday I had a meeting with an interesting startup company named KONSAATO. (www.konsaato.com). A crowdfunding based company that will hold a concert of your desired artist. If demand match with the supply of course. An interesting project.
And right now, we do the campaign #dizekonsaatoinjakarta to make it comes true. Yes, it’s d-ize (ex leader Goosehouse). Although it’s only him, it’s OK. I also his fans :D Goosehouse was become so great like now is thanks to him. He led them all the way here.
Jadi, saya merasa perlu share soal ini karena rupanya meski jadi fakir wifi-pun bisa bertahan hidup di short term di Jepang. Padahal sebelum ke jepang saya sering dengar, bahwa Jepang itu negara yang pelit wifi. Lebih banyak wifi di Indonesia dibanding di Jepang (?) katanya.
Berbekal akan hal itu, waktu awal April kemarin ke Jepang, saya berdua dengan teman saya rencana mau rental pocket wifi via CDjapan. Lalu blablabla masalah terjadi (kartu kredit problem, karena mesti deposit 2 juta pake cc), gajadi rental. Akhirnya coba alternatif rental pocket wifi punya HIS Travel, di HIS cabang fx lagi kosong, alhasil mesti rental ke HIS pusat yang di Mid-Plaza. Tapi mereka cuma buka weekdays dan jam kantor, karena kita berdua juga udh pada kerja, akhirnya gagal juga. Soalnya ga sempet mampir kesana karena sibuk sama kerjaan.
Yasudah, akhirnya meluncur ke Jepang dan gajadi rental pocket wifi. Temen saya yang satu lagi (Muti) ad rencana mau beli SIMCard aja disana kalo gitu. Karena hidup tanpa internet itu sulit. Tapi karena beli SimCard, jatohnya harganya lebih mahal daripada rental pocket wifi berdua.
Akhirnya saya browsing di internet, gimana caranya hidup dengan koneksi free-wifi di Jepang. Dan cuma ke Tokyo aja, tempat anek paling ke daerah desa Kawaguchiko (entah disana gmn sinyal inetnya). Dan ketemu! Haha, saya dan Muti berhasil hidup seminggu di jepang (Tokyo-Kawaguchiko-Yokohama) menjadi fakir wifi :3
Ini caranya:
Maaf kalo penjelasannya terlalu teknis dan belibet. Soalnya emang rada belibet ^^;; tapi namanya juga fakir wifi, effort itu diperlukan untuk mendapatkan sesuatu yang gratis.
DOWNLOAD 3 APLIKASI INI DI SMARTPHONE KAMU!
Waktu kamu masih di Indonesia (atau negara apapun selain di Jepang), buka apps store/google play dan download 3 apps ini sebagai senjata perangmu menjadi fakir wifi di jepang sana:
Peta Railway di daerah Tokyo dan sekitarnya (Kawaguchiko excluded). Bisa dilihat offline
Route finder Railway (termasuk jam last train dan first train, dan yang bisa disortir based by preferensi kita). Mesti online :,D
Buka peta spot Free Wifi, Exchange, ATM, Tourist Info, Station dkk yang ada d sekitar kita. Mesti online :,D
Register untuk dapetin ID sama PASSWORD untuk ngegunain service NTT FREE WIFI ini.
Hal pertama yang harus dilakukan setelah download adalah buka apps-nya! (yaiyalah, terus ikutn aja step step-nya, nanti kalian disuruh ngisi angket dulu).
Hal kedua adalah REGISTER! Biar kalian bisa dapetin ID dan PASSWORD untuk nanti dipake pas login di Jepang. Cara register ini ada 2 macam: (1). Register sebelum kalian sampai ke Jepang (2). Register setelah kalian sampai ke Jepang *more info visit http://flets.com/freewifi/spot.html
Kalau kemarin saya register waktu masih di Indonesia biar pas nyampe jepang udah nggak usah susah-susah register ini itu dan tinggal pake.
NOTE: Perlu diingat bahwa masa berlaku ID dan PASSWORD cuma berlaku 14 hari. Dihitung sejak pertama kali kita register (bukan download appsnya), jadi jangan iseng-iseng nyobain! Soalnya setelah itu ada masa jeda XX days baru bisa kita pake lagi. 6 bulan apa ya? #Lupa. Jadi, register-lah di H-1 atau J-1 sebelum kalian boarding pesawat ke Jepang. Supaya maksimal penggunaannya.
PENGALAMAN PAKE APPS INI:
Berguna banget aplikasi route finder-nya, haha, ada banyak sekali opsi rute yang bisa kita pilih (termasuk prediksi tarif taxi).
Agak sedih kalau mau cari route tapi lagi nggak konek internet :,D not responding…
Karena dia nge-save ID sama PASSWORD kita, berguna banget pas kita nyambung ke SSID list namanya “000FLETS_PORTAL” (or something like that, agak agak lupa namanya). Karena kamu mesti connect via browser dengan cara cara ini (http://flets.com/freewifi/step.html). Karena di appsnya ada button yang otomatis nge-klik “copy” ID ama PASSWORD yang isinya kode kode nan ajaib sulit dihapal itu….
Beberapa SSID List yang bisa konek pake service ini diantaranya: at_STARBUCKS_Wi2, DoSPOT, FREESPOT, JR-WEST FREE Wi-Fi, LAWSON Free Wi-Fi, NTT FREE Wi-Fi, Osaka FREE Wi-Fi, Osaka Free Wi-Fi Lite, 7SPOT, others.
Inget banget waktu itu malem-malem kita lagi makan malem di Saizeriya (Family Resto Murah) di Ikebukoro. Tempatnya terpencil nan jauh di basement ujung. Nemu si SSID “000FLETS_PORTAL” ! Alhamdulillah luar biasa daerah coverannya ya. padahal di basement antah berantah itu :,D
Di stasiun Kawaguchiko! Padahal Kawaguhiko ada di ujung dunia gitu rasanya… tapi ada! Rupanya mereka pintar ya, tau kalau Kawaguchiko itu sering didatangi turis.
Ini adalah apps kedua yang perlu kamu download. Komplementer dari apps pertama tadi. Fungsi apps ini adalah menjadi “connector” antara smartphone kamu dan FREE Wifi yang ada di sekitar secara otomatis, nggak perlu ada step step blablabla via browser (layaknya free wifi yang agak ribet). Well, ada kalanya tetep butuh step step step dulu via browser sih….
Tapi pengalaman saya kemarin, ada free wifi yg available, tapi kalo kita connect secana manual lewat Settings > Wifi > Choose Wifi SSID List gitu, suka ga berhasil connect. Connected tapi PHP. Kalo via apps ini langsung, dia otomatis langsung connect setelah: (1). Pilih dulu dari SSID List mau konek ke wifi yang mana, (2). Buka appsnya, lalu tekan tombol “Connect” yang bulet globe di tengah itu. (3). It’s done!
Jangan lupa register ID dan PASSWORD yang kalian dapatkan di apps pertama tadi, kalian masukin kesini! Di bagian “Travel Tool” >> “Wi-Fi Coupon”, lalu SAVE.
Nggak ngerti kenapa tapi ini apps yang paling sering saya buka pas kemarin di daerah Tokyo. Mungkin karena simpel ya, kalo lagi hopeless butuh inet iseng buka apps ini lalu klik button connect dan berharap nyambung. Kadang kalo lagi di luar, misal di Hachiko Shibuya, ato jalan-jalan random menuju stasiun, ato di stasiun, hobinya ngecekin ada something yang bisa dikonekin ato nggak.
Ada offline map wifi spot yang bisa kalian download juga sebelumnya
List SSID Listnya ada buanyak banget. Jauh lebih banyak dibanding apps pertama. Nggak akan saya list satu satu disini. Silakan download sendiri dan cek sendiri :D
Kalo semisal SSID List-nya nggak ada di list si apps ini, dia menolak buat konek. Kalo udah kejadian seperti ini, maka tutup apps ini dan coba buka apps yang lain :,D
Ini apps ketiga yang perlu kamu download. Apps yang ini kayanya saingannya kedua apps diatas. Dia sangat khas, karena nama-nama wifi yang dia support ada iming-iming “Wi2″-nya. “Wi2 club”/ “Wi2 premium” dkk.
Apps ini membedakan penggunanya jadi 2 kasta :P (1). Regular service >> cuma bisa akses free wifi “Wi2″ yang ga di-lock (gaada gemboknya) (2). Premium service >> bisa akses semua free wifi “Wi2″ baik yang bergembok maupun yang tidak.
Jahat ya? Iya.
Tapi, rupanya untuk menggunakan premium service itu mudah! Dan tidak berbayar! Cukup masukin premium code ke apps ini. Lalu jalan deh Premium Servicenya.
Gimana caranya dapeting premium code? 1. Datang ke counter yang punya stok kartu premium code si apps ini. Bisa dicek listnya disini (http://wi2.co.jp/tjw/premiumcode.html) 2. Di Haneda airport juga ada, deket counter Keikyu Line, ada mesin dimana kita bisa ngedapetin premium code. Caranya dengan masukin data paspor kita ke mesin itu. Kemarin nggak nyoba sih, soalnya udah dapet premium code-nya).
Lalu, saya dapat premium code-nya dari mana? Dari travel fair di AEON Mall awal 2016 kemarin. Ada sebuah stand yang ngebagiin premium code card itu ke para pengunjung. Satu premium code cuma bisa dipakai buat 1 device saja, dan masa berlakunya cuma 14 hari. Jadi H-1 saya udah masukin premium code via apps ini dari Indonesia :D Alhamdulillah
PENGALAMAN PAKE APPS INI:
Selama seminggu saya di Jepang, saya baru “ngeh” gimana cara sesungguhnya make apps ini 2 hari terakhir, waktu di Yokohama :,D #sedih
Jadi… rupanya… cara pakainya adalah… Buka apps-nya, lalu di tab “Timeline” pastikan kalian terhubung ke wifi yang namanya mengandung “Wi2″. Entah kombinasi wordingnya mau gimana juga. Kalo sudah ada tulisan “Connected”, maka kalian berhasil! Kalau tulisannya “Disconnected” atau “Not Connected” artinya kalian belum berhasil. Sudah. Sesimpel itu.
Apps ini berguna banget dipake di stasiun! Subway sih, bukan JR mostly… karena banyak SSID Wi2 banyak ditemukan bertebaran di udara :D Waktu itu inget banget ini SSID Wi2 adalah the only free wifi available di Hiyoshi Station, Okurayama Station (Toyoko Line). Karena waktu itu saya mesti mengontak teman saya mengenai janjian ketemuan disitu.
Si Wi2 ini juga dia area coverannya cukup banyak. Selain stasiun, tempat tempat wisata non-mainstream juga kadang suka nemu si Wi2 ini.
——————————————————————————
TAMBAHAN:
Ada beberapa SSID List yang saya pake manual lewat Settings > Wifi > Choose Wifi seperti JR EAST FREE WIFI. Waktu itu saya di Shinjuku dan janjian ketemuan temen di Minami Guchi. Nggak ada Wifi. Tapi saya coba konek ke SSID ini via browser, ada step step register ini itu sih, tapi berhasil konek! :D ketika konek alhamdulillah sekali. Tapi dia punya problem, yaitu untuk bisa konek dengan sukses ke SSID ini butuh kesebaran luar biasa :,D
Waktu itu saya lagi di stasiun Shibuya, mau ganti kereta ke Yokohama. Lalu mau ngontak temen soal naik yang jalur berapa di line apa? Nggak ada wifi, jadi sedih. Padahal udah kedetect si JR EAST FREE WIFI ini, tapi ga berhasil konek dengan sempurna. Alhasil saya jalan kesana kesini mengitari itu stasiun nyari tempat yang sinyalnya kuat. Ketika udah berhasil konek, saya menyesal langsung jalan dan pergi sambil chatting, karena langsung disconnected. Alhasil saya balik lagi ke titik yang tadi buat konek. Dan berhasil.
——————————————————————————
Yup, kira-kira itu sharing yang bisa saya berikan mengenai cara menjadi fakir wifi di daerah Tokyo-Kawaguhiko-Yokohama Jepang. Sejujurnya saya belum paham dengan benar soal perbedaan fundamental antara satu apps dengan yang lainnnya, dan antara tanpa pake apps samsek dan pake apps. Mungkin lain kali :D
“A!” “Fafa wa katakana de kakimasuka?” “Naruhodo fafa sama e desune” “Hai, zehi koe wo kakete kudasai!” “Minna-san ni boku kara yoroshiku onegaishimasu tte itte kureru?”
Thanks a lot @dize1104
Yesterday concert was so wonderful. I became to understand that you can convey energy through the music. That was happened to me yesterday. I can understand your attitude to your music, and that was really inspired me.
I promise, we will meet again. This time I will watch your concert in Japan. Just like how you wrote it on the CD jacket:
Saya masih belum bisa move on sejak kemarin malem. Saya menemukan kembali sebuah perasaan yang selama ini hilang di dalam diri. Kemarin malam saya menemukannya kembali. Astaga, saya harus rajin kembali solat dhuha mulai besok untuk dicerahkan petunjuk oleh-Nya.
Jadi, seperti apa yang saya tulis di awal Januari disini. Alhamdulillah jadi kenyataan. Serius hari itu akan jadi suatu kenangan sekaligus motivasi yang berharga untuk saya.
Dimulai dengan persiapan untuk nge-print file scanan para housemates yang gabisa dateng ke konser beliau di Jakarta, dateng ke snappy mampang lalu sedih karena mereka baru pindah kantor, jadi nggak bisa ngeprint disana. Lalu perjalanan berlanjut ke snappy ampera via gojek, alhamdulillah bisa ngeprint disana. Setelah selesai langsung ngegojek ngebut ke Freeware Spaces Kemang. Udah was was banget di jalan, takut press conference-nya udah mulai duluan dan aku ketinggalan :<
Rupanya tidak. Mas danny sangat baik hati nungguin hingga Fafa datang untuk memulai press con (makasih banyak danny!). Sesampainya di TKP, dikasih gelang tiket konser untuk masuk, kemudian kita diarahkan langsung ke ruangan konser. Astaga…. siapapun yang mendekor stage, two thumbs up. Aku tersentuh. Inget sama PV beautiful days-nya ARASHI #salah.
Terus, pas mau masuk ke ruangan itu, tiba-tiba Danny manggil. “Fa.. sini fa kamu sini dulu…”
jeng jeng!
Kemudian Danny ngarahin ke ruangan sebelah, yang di pintu-nya jelas-jelas ada tulisan “Dilarang Masuk”. jeng jeng!
Lalu terbukalah pintu itu dan…. ITS HIM! Astaga…. sosok yang selama ini cuma bisa saya lihat di youtube lewat layar laptop dan layar smartphone itu kini berdiri di depan saya. Dan beliau sangat tinggi. Super tinggi! Dan itu adalah detik yang luar biasa. YATTO AETA! IT”S REAL! Untungnya saya adalah orang yang bisa mengendalikan emosi, sehingga tanpa perlu salting saya langsung menyapa beliau dalam bahasa jepang. “Hajimemashite” sambil bersalaman layaknya partner dalam kerjaan.
Tanpa basa basi Danny langsung memperkenalkan bahwa saya adalah orang yang akan membantu beliau mentranslate Indonesia-Japan (vice versa) selama press con. Muka sang youtuber ini langsung berubah, “Yokatta, jya zenbu nihongo ni shimashu”. Meski begitu, saya tau beliau ini jago bahasa inggrisnya sehingga saya jelaskan juga untuk tetap menjawab dengan bahasa inggris untuk pertanyaan-pertanyaan mudah. Dan beliau pun setuju.
Press conference segera dimulai, karena saya tau saya akan duduk di samping beliau selama waktu tersebut, saya sadar ada kemungkinan sulit bagi saya untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah saya siapkan dari rumah. Untungnya, teman seperjuangan saya, yoso, bersedia mewakili dari bangku media untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan saya. Alhamdulillah.
Press conference dimulai, dan saya ikut membantu beliau selama press con untuk mentranslate Japanese-Indonesia-Japanese. Beberapa kali beliau menatap dan menoleh ke arah bangku saya setiap kali beliau mengutarakan sesuatu dalam bahasa jepang. Dan yang beliau selalu menambahkan akhiran “…tsutaette moraitai” / “…tsutaette kureru”. Sopan sekali beliau. :,D (thx yoso for the picture)
Setelah press conf itu berakhir, ada photo session beliau dengan media. Kurang lebih seperti inilah suasana-nya. (taken from his IG).
Dan yang terakhir, group shot. Beliau + semua media yang hadir. Lihat betapa tingginya beliau diantara para media yang hadir. Well, umur beliau sudah kepala 3 sih, jadi wajar.
Press con berakhir, dan saya memuji bahasa inggris beliau yang dibandingkan orang jepang lainnya jauh lebih jago. Dia mengakui hal itu, tapi tetap rendah hati menyatakan bahwa dia tidak bisa bahasa inggris.
Kemudian para media diminta untuk keluar dari area dan menunggu hingga open gate. Diluar, saya melihat ada 4 orang nihonjin! Luar biasa. Untuk menonton konser beliau, mereka rela datang jauh jauh dari Jepang kesini. Hanpanai ne…
Singkat cerita, venue dibuka. Kita masuk, dan saya tanpa ragu ambil kursi paling depan, lalu baris dua ada para nihonjin. Dan ada satu nihonjin yang duduk di sebelah kiri saya. Kita sempat berkenalan dan saling follow twitter, dan rupanya dia adalah fans sepuh juga. Dia punya secarik poster yang isinya TTD all members . Ii na… pertama kali liat ada dedicated fans yang beneran sampe segitunya.
He is the guy in the pink T-shirt. Setelah konser berakhir, nihonjin ini mengirim DM ke witter saya, dan menantikan untuk next time nonton konser mereka di Jepang. bahwa semua Japan housemates menunggu! Yes, I will.
Konser berlangsung. Total ada 14 lagu yang dia mainkan. Ada moment-moment dimana dia bertanya sambil melirik ke arah saya:
“What was the first song you know from Goosehouse?”. “Sharin no Uta”, I answered. “Ah! BUMP OF CHICKEN!”
Dan moment-moment lain dimana dia menatap saya,
“Kojinteki na Naiyou tte…. nandarou?” “Personal?”, I answered. “Yes! personal!”
Kemudian
“Kyoukan tte nandarou?” kembali menatap saya. “Kyoukan?” (nggak ngeh maksudnya apa? kyoukan yg masksudnya coach? baru setelah beberapa lama baru nyadar. Ah! 共感!The same experience!)
“Do you know my original songs?” menatap penonton. “Some of…” cuma buka mulut dan ga mengeluarkan suara. “I see, some of…”
Astaga. Terima kasih sekali sudah me-notice saya :,))
Selama konsep berlangsung, saya bisa merasakan dengan sangat pasti. Beliau benar-benar jago. Jago membawa suasana satu area itu untuk menikmati musik bersama-sama. Dan suaranya baguuus. Jauh lebih bagus suara LIVE nya dibanding suara recording di video dia. Seriusan. Cara dia bernyanyi sampai ke hati saya. Kikkake ni natta…
From now on, I will respect him more. Really. I wanted to support him. More than before.
Sama seperti ketika masa-masa saya suka YUI, sekarang saya melihat beliau lebih dekat dan lebih inspiring dari sekedar YUI. Sosok itu nyata ada di depan mata saya. Dia ingat saya. Dan dia sedang berjuang menuju mimpinya. Saya tau dia benar-benar mempersiapkan Jakarta LIVE ini dengan sepenuh hati dan penuh totalitas. Perasaan itu sampai ke hati penonton. Terima kasih.
Sudah sudah, harus segera move on. Sebentar lagi menuju 23 tahun, mari laksanakan misi di umur 23 tahun. Mari bersiap.
Jadi, setelah seharian nungguin jam 20.30 untuk melihat twitcast beliau, akhirnya kesampaian. Penasaran ada komen apa saja dari beliau perihal Indonesia dan Jakarta.
Sekitar menit ke-6, ada yang nanya “Jakarta no omiyage wa?” Dan beliau langsung merespon dan menunjukkan beberapa CD musik yang dia beli di Jakarta, beberapa diantaranya TULUS, GAC (youtubers famous Indonesia), sama Syahana-something. Good Danny, nice recommendation ngasih TULUS ke beliau :3
Lalu dia ngambil sebuah keresek yang ada logo “h” di depannya. Yup, kresek hypermart. Beliau pamer belanjaannya. Mi goreng. Dan beragam bumbu instan nasi goreng :,D ahahaha. Fix. Makanan Indonesia yang paling terkenal di Jepang memang Nasi Goreng.
Kemudian beliau lanjut-lanjut cerita soal pengalaman konser dia kemarin. Betapa hangatnya sambutan Jakarta padanya, dan bagaimana press conference beliau yang berlangsung trilingual. Japanese-English-Indonesian. Dan beliau sedikit berceloteh, mengenai seorang sosok media yang bantu mentranslate trilingual ini. *ups*
Langsung saya gatel komen “no, your english is good! you are so humble” lalu saya klik SEND. Beberapa saat agak hilang kesadaran karena habis minum obat batuk, yang kemudian disadarkan oleh…
“no, your english is good! you are so humble… from fafa” beliau membaca komen saya! Kemudian beliau ngomong sesuatu soal Fafa yang membantu dia dalam tsuuyaku selama press con, dan blablabla *hilang ingatan*. Nama FAFA disebut! Beliau ingat saya, dan ingat nama fafa! Hahaha
Astaga, terima kasih masih ingat pada saya, Pak. Another mission accomplished. Nice.
Kemudian setelah 2 jam berlalu, mau nonton ulang Twitcastnya…. No recorded live. 0o0 apaaaa….. tidaaaak…. huhu padahal mau ngulang bagian pas beliau menyebut-nyebut soal Fafa… udah burem ingatannya tadi beliau ngomog apa… hiks.
Yaah, apa boleh buat. Sepertinya beliau malu untuk mensave twitcast hari ini, karena purin session :P sho ga nai ne…
yasudah, jadi memori saja. Mari taro cerita ini di tumblr, supaya di masa depan bisa dibaca kembali untuk ditertawakan. Hahaha
UMRAH FOR BEGINNERS
A book written by @dnafisah & @karlinakuning
They shared their personal experience of Umrah. Yes, this book is for young beginneers over there who still haven’t do Umrah yet. The book gave me a lot of informations to imagine myself doing Umrah in the future :,) Maybe I should go there while I’m still young… Thank you!
And also, my first ever illustration for a book cover! I did an experimental typography in the cover, and also some handmade-touch illustrations inside :)
Thank you for trusted me to do the book’s illustrations :,))
Kemarin malam menemukan sebuah beberapa video di youtube yang sangat inspirational. Dan rasanya… Allah memang sengaja membuat saya menemukan video itu kemarin :,)
Video yang secara randomly saya temukan di youtube adalah ini:
Mengenai seorang remaja yang bisa 20 bahasa! Luar biasa! Saya memang punya ketertarikan pada bahasa asing, tapi nggak sampe 20 bahasa juga :,)
Dan setelah saya tonton…. Jeng Jeng! KEREN! BANGET! Astaga…. Saya langsung ngefans sama Tim Dorner ini :D
Langsung saya coba cari channel youtube beliau untuk ngeliait video uploadan beliau ketika bicara 20 bahasa….
Yap, diatas ini adalah video yang beliau upload tahun 2012. Dan dia mengucapkan 20 bahasa!
Keren sangat… dan bahkan saya ga kenal sama sekali apa itu Hausa, Wolof, Yiddish, Pashto, Farsi, XHosa, Ojibwe…. astaga itu bahasa negara manaa o.o
Tak berhenti sampai situ, saya menemukan video terakhir penutup kemarin malam, yang bikin saya tersentuh :,))
Tim Dorner in TED Teen! Wow! Cara beliau presentasi dan kepahamannya akan bahasa sangat keren. Dan beliau masih muda, masih panjang perjalanannya untuk kemudian sangat dinantikan seperti apa masa depan beliau.
Ada hal-hal yang sangat setuju dengan Tim Dorner ini, mengenai hubungan antara bahasa dan kebudayaan. Benar. Tepat sekali. Karena saya sangat merasakannya ketika belajar Bahasa Jepang. Semakin hari semakin saya mendalami bahasa jepang, semakin saya merasa saya bisa lebih paham mengenai kultur, cara hidup, dan cara pandang orang Jepang terhadap sesuatu. Dan pemahaman yang muncul terus menerus itulah yang membuat saya ingin terus menerus belajar bahasa jepang lagi dan lagi. Belajar bahasa itu tidak akan ada ujungnya, kita akan terus merasa bodoh dan merasa tidak tahu apa-apa.
Kata-kata terakhir beliau di video itu sangat ngena banget. “You can translate words easily, but you can’t quite translate meaning”
YES! BENAR SEKALI!
Saya kagum pada beliau yang belajar bahasa-bahasa itu secara otodidak. Lewat buku, audio file, dan film.
Dan saya sangat setuju bahwa: film dan lagu adalah media yang sangat berguna untuk belajar bahasa. Yup benar sekali! Verified!
Terbukti sekali. Sejak SMA hingga kuliah tingkat 3 saya rajin nonton dorama jepang. Yang namanya marathon dorama itu sering saya lakukan. Dan hasilnya adalah, ketika ujian JLPT skor listening saya selalu tinggi-tinggi dan nyaris perfect #sombong
Tapi ketika masuk tingkat 4, saya berhenti nonton dorama jepang. Entah kenapa. Dan frekuensinya terus menenur menurun hingga tahun 2016 akhirnya mulai naik lagi. Hasilnya, skor listening saya di tahun 2014 dan 2015 jelek jelek semua. Cuma 50%. Wow.
Maka dari itu, saya berusaha mensubtitusi dorama itu dengan variety show jepang, atay variety show barat (untuk improve english). Kalau mau improve bahasa inggris bisa juga via randomly nonton youtube videos non sub.
Jadi inget, dulu waktu jaman kuliah saya sempet mulai belajar bahasa Perancis. Tapi lalu saya berhenti. Padahal waktu itu baru sampai belajar alphabet saja… Soalnya pronounciation french belum bisa masuk di telinga saya. Tidak familiar. Of course, berapa buah film prancis yang saya tonton?
Punya hipotesis seperti itu, akhirnya saya memilih untuk lanjut belajar bahasa Arab. Kenapa? Karena saya sudah familiar dengan audionya, dan saya bisa baca Al-Quran. Disitu saya sangat excited membayangkan saya bisa baca Al-Quran dan tau apa artinya, tanpa harus baca terjemahannya.
Bermodal uang 400rb, akhirnya tahun 2014 saya les Bahasa Arab di Salman ITB. Awalnya sangat excited, soalnya belajar bahasa baru.
Tetapi, sesuai dengan apa yang Tim Dorner katakan: Bahasa itu benar-benar mencerminkan kultur dan cara berpikir negara tersebut. Di kelas Bahasa Arab ini, saya butuh adaptasi dengan suasana kelas. Bukan karena isi kelasnya yang mostly ibu-ibu dan bapak-bapak, karena yang masih muda muda juga banyak. Tapi…. apa ya…. suasana kelasnya benar-benar beda dengan suasana kelas ketika saya belajar bahasa jepang.
Waktu belajar bahasa jepang, suasana kelasnya terasa friendly dan penuh energi positif. Dimana saya bisa tersenyum lebar waktu belajar. Tapi di kelas bahasa Arab itu… rasanya…. tersenyum lebar itu sesuatu yang dosa. Semuanya serius belajar, dan sang guru juga tempo ngajarinnya super cepet, seolah semua murid di kelas itu biasa dengar kata-kata Arab. (Bapak, saya masih cupu bapak, makanya saya mau belajar… pelan pelan Pak :,D)
Well, mungkin saya juga yang masih terlalu beginner, makanya belum bisa adaptasi dengan baik. Akhirnya saya drop kelas itu di tengah-tengah :,) Tapi saya janji, suatu hari nanti bakal lanjut lagi belajar Bahasa Arab, jadi nanti pas Naik Haji saya bisa komunikasi pakai Bahasa Arab disana :D I have to!
Jadi, kesimpulan dari penemuan saya kemarin malam mengenai anak Polygot ini (kalau saya Quadrilingual ya :D, spoken 4 languages: Bahasa-English-Japanese-Sundanese) hahaha ~ mau nambaaah!
A lifetime language target: 1. Bahasa 2. English 3. Japanese 4. Sundanese 5. Arabic (not yet) >> hmm…. Arabic films? 6. Korean (not yet) >> mari tonton Kdrama! 7. Thai (not yet) >> mari tonton Thai movies yg banyak!! 8. Sign Language 9. …
Sehabis nonton video Tim Dorner ini, saya jadi makin semangat belajar bahasa. Kata siapa nonton film dan youtube-an itu wasting time :) Bismillah, semua keisengan dan kegajelasan yang saya kerjakan ini Insya Allah suatu hari nanti akan berbuah hasil.
Ini kdrama yang bikin saya nge-pause nonton Descendants of the Sun (yup, kdrama yang katanya punya rating tertinggi sepanjang sejarah kdrama dan bikin saya penasaran): 13 completed from total 19 episodes, dan berusaha saya tamatin duluan. Soalnya baguuus dan lebih meaningful dan lebih berguna bagi kehidupan.
Sudah setahun lebih nggak nonton dorama something. Hiatus dari dunia jdrama. Kemudian, minggu lalu pas long weekend nonton kdrama judulnya: Misaeng/Incomplete Life (2014). Ceritanya diangkat dari webtoon populer yang populer di kalangan white-collar Korea, dan kalo kata Wikipedia, semua orang kantoran Korea mestinya tau cerita ini.
Bagus.
Saya direkomendasikan drama ini sama Tanii, dia bilang ini kdrama yang nggak biasa, karena nggak ada romance-nya (yeah!), dan ceritanya realistis. Bergulat mengenai kisah dunia kerja perkantoran.
Bagus.
Bercerita mengenai seorang anak lelaki namanya Geu Rae yang umurnya 26 tahun dan nggak punya kerja, dia cuma part time aja disana disini. Kemudian berkat koneksi yang dimiliki alm. ayahnya, dia berhasil menjadi intern di sebuah international trading company di Korea. Perlu dicatat, Geu Rae ini cuma punya GED (dia drop out sekolah, dan hanya ikut ujian penyetaraan, nggak kuliah). Sementara international trading company (namanya One International) ini, adalah perusahaan yang hanya ingin merekrut orang-orang elit saja sebegai karwayannya. Alhasil, diantara para anak intern dia dikucilkan.
Yah, itu prolognya. Saya nonton episode 1 langsung tahu kalo ini adalam drama bagus. Paling suka episode 1. Baguus banget.
Hal yang bikin saya amazed sama drama ini adalah karena di tiap episodenya dia punya pesan yang mendalam akan makna kehidupan. FYI, menurut saya drama Misaeng ini cocok banget ditonton untuk para pelamar wawancara (kerja/beasiswa/kantor/dsb.). Kenapa?
Saya jadi paham apa yang dimaksud untuk menjadi humble dan tidak sombong.
Geu Rae ini dia memulai harinya dengan nggak tau apa-apa, sehingga semua hal sepele yang bisa dia kerjakan akan dikerjakan. Apapun perintah atasannya dia akan mengerjakannya dengan baik. Dia sadar dirinya harus berusaha lebih giat dibanding yang lain, karena education background-nya yang tidak meyakinkan.
Berbeda dengan teman-teman intern-nya yang lain, mereka adalah elit diantara orang-orang elit. English-Russia-German-Chinese-Japanese adalah bahasa yang saya dengar muncul di drama ini. Para karyawannya punya kualitas internasional. Oleh karena itu para intern dan karwayan baru ini merasa diri mereka pintar dan seharusnya mereka mengerjakan hal-hal besar. Bukan cuma sekedar bikin diagram, mensortir data, atau fotokopi. Inilah kesombongan yang merugikan.
Di cerita itu akhirnya 3 orang karwayan baru lainnya iri pada Geu Rae. Geu Rae mendapatkan kesempatan lebih banyak, dan maju lebih dahulu dibanding yang lain. Ya. Karena dia melakukan semuanya dengan humble dan tanpa malu-malu. Dia tidak keberatan kerepotan karena tugas kantor.
Bagus.
Lewat film ini saya jadi merasa respek pada mereka pegawai kantoran yang berstelkan kemeja dan blazer ketika kerja. Ganbarimashita ne…
Politik internal kantor yang nggak nyantai. Atasan yang nggak nyantai. Company rules yang nggak nyantai. Pada awalnya, keempat karyawan baru ini saling menyemangati satu sama lain ketika bulan-bulan awal masuk kerja. Setiap orang punya hurdle-nya sendiri-sendiri di kantor. Akan tetapi, ketika sudah setengah tahun berlalu, mereka berempat sadar… percuma mengharapkan pertolongan orang lain di kantor untuk mengatasi hurdle2 tersebut, kamu harus menolong dirimi sendiri.
Kdrama bagus. Kecuali bagian ending-nya. Aku mau menghapus memoriku sama ending drama ini. Apa-apaan itu ekstrim banget si Geu Rae berubah dari yang di episode 1 lelaki madesu nan cupu lalu tiba-tiba jadi cowo ganteng ala-ala FBI. Meh. Itu bukan Geu Rae, cuma Yim Siwan yang dikomersialisasikan numpang raga-nya Geu Rae.
Saya pada awalnya biasa-biasa aja sama si aktor ini. Yim Siwan siapa pula, katanya anak boyband. Entah boyband mana. Di episode 1 dia muncul sebagai anak mama yang terlihat madesu dan cupu. Tapi perlahan-lahan seiring cerita berjalan, dan terjadi character development, wow! Di episode 9 saya jadi fans beliau. Dia jadi terlihat lebih bersinar dan berkharisma. Dan saya memang lemah sama laki-laki yang berjuang sekuat tenaga…. It’s so cool.
Kdrama ini bagus. Apalagi nggak ada romance-nya!! Hahaha, ada sih. Tapi mostly implisit. YES! IMPLISIT! Bukan lebay nan sinetron kaya kdrama lainnya yang sudah saya tonton. Karena romance-nya implisit, justru romance-nya jadi keliatan manisss. Scene-scene galau ada sih, tapi mostly penyebab galaunya adalah karena pressure di kerjaan yang udah keterlaluan, ato masalah keluarga yang udah keterlaluan sampe akhirnya ngeganggu kerjaan. Makanya bagus.
Dan satu hal yang saya perhatikan kdrama unggul dibanding jdrama: Akting sang aktor & aktris. Saya akui, akting para aktor & aktris orang korea jauuuh lebih bagus dan lebih jago dibanding orang jepang. Really. Saya ngerasain banget eksplorasi karakter dan akting orang Korea jauh lebih dalem dan varian. Kalo orang Jepang cenderung gitu lagi gitu lagi (sebut saja Kimutaku, YamaPi) *sigh*. Selain itu saya rasa orang Korea lebih cenderung nggak peduli sama imej, nggak kaya jepang yang mostly selalu jaga imej (lelah liatnya… nggak natural). Itu makanya saya merasa bisa lebih terkoneksi dengan karakter-karakter di kdrama (yg sudah saya tonton) daripada karakter di jdrama.
Bahkan di Misaeng, saya bisa bilang bahwa saya jatuh cinta dan merasa terlibat dengan hampir semua karakter yang muncul disitu. Geu Rae, Dong Sik, Oh Sang Sik, Yoong Yi, Suk Yool, Baek Ki, para mentor, para atasan, para bos, para side character… semua berhasil memainkan peran dan karakternya dengan baik. Jago.
Kayanya gitu ya? kdrama itu berusaha menyukseskan drama lewat chemistry yang dimiliki oleh para aktor & aktris. Soalnya di Misaeng, saya sangat suka pada 3 karyawan di Sales Team 3. Pak Manager Oh Sang Sik, Asisten Manager Dong Sik, dan anak baru Geu Rae. Ini mereka bertiga nyawa-nya drama Misaeng! Gimana cara mereka bekerja dan berinteraksi satu sama lain, sesuai dengan karakter yang mereka miliki. Kereeen ~
Yah, kurang lebih begitu. Ini drama bagus. Highly recommended. Kalo dianalogikan sama jdrama mungkin mirip sama Hanzawa Naoki ya? Cuma bedanya, kalo Hanzawa Naoki main characternya bapak-bapak matang yang sudah punya jabatan nan ambisius. Kalo Misaeng, main characternya mas-mas cupu yang jadi karyawan baru dan selalu stay cool dibawah tekanan kerjaannya.
Sometimes when you lose in Go, you wonder what all the moves were for…. When you lose, everything seemed useless. But… when you win by a move, you are grateful to all the stones that enable you to make that important move and claim victory.
Doing your best in every moment makes that important move and consequent victory possible. If you forget the significance of each moment, you lose sight of the whole game
This Japanese Jazz Pianist! Let’s research more about him :)
Saya ini cuma penikmat musik belaka. Nggak ngerti Jazz haha (cuma tau Jazz dari Sakamichi no Apollon dan beberapa Jdrama soal Jazz). Jadi, mari coba memulai mengeksplor soal musik Jazz…
I will be guiding him for 3 days this weekend! :D Yay! another japanese interpreter job!
Berkat kerandoman ketemu orang dan ngobrol sama orang abis konser d-ize beberapa pekan lalu. Jadi, inilah ya maksudnya the power of friend.
Semangat! Beresin kerjaan kantor dan translation juga fafa sebelum Rabu siang! Rabu siang langsung fokus buat persiapan interview LPDP!!
This week will be an amazing week. Minggu ini adalah minggu penuh pertempuran! Bukan bertempur dengan orang lain, tapi bertempur dengan diri sendiri!
Being a japanese interpreter for 3 days for Rei Narita (smooth jazz pianist) and his manager nishina-san at Ennichisai and Japan Foundation.
Maybe I should listen to Jazz Music more :) I got so many inspirations and discussed several interesting things about music. Thank you! See you again in Indonesia
Saya merasa sedang disayang sama Allah, gatau kenapa dapet aja job ini lagi :) Bermula dengan sebuah pertemuan yang terjadi di malam akhir konser d-iZe bulan April kemarin, yang mengantarkan peluang untuk menjadi interpreter selama 3 hari di e n n i c h i s a i .
Tanpa ragu, saya ambil job itu. Ada apakah dengan fafa? nyambungnya tetep aja ke hal-hal yang ada hubungannya sama Japanese event ya. Padahal udah pindah ke Jakarta, tapi tetep aja. Yah. begitulah jalan-Nya rupanya.
Dimulai dengan briefing tim interpreter oleh Mbak Bos (yang sama-sama suka Goosehouse dan d-iZe :3). Disitu ketemu dengan 3 translator lainnya (+1 ga dateng). 1. Sean (intern di perusahaan jepang ini, dia japanese yang lahir di Indo dan skg kuliah di Indo. Skill English-nya better dibanding Japanese, apalagi Indonesia) 2. Steph (youtubers korean-japanese yang pernah tinggal di US, dan lagi cuti setahun untuk volunteer ngajar English di Indonesia). 3. Saki (mahasiswi sasjep UI temnnya Himmah) 4. Himmah (mahasiswi sasjep UI yang aku ajakin ikutan jadi interpreter)
Berdasarkan brefing, kita dibagi-bagi jadi kaya gini: Sean untuk idogrup cewe dari jepang “ l o v e a n d r o i d “ Steph untuk idolgrup cewe dari jepang “ f a i n t s t a r “ Saki & Himmah untuk idolgrup cowo dari jepang “ m u s u m e n “ dan fafa untuk pianis jazz dari jepang “ r e i n a r i t a “
3 hari itu cukup melelahkan…. cape juga kalo ditulis semua-muanya secara detail. Tapi mari kita rangkum beberapa hal menarik yang terjadi/ditemukan:
#1 KONDISI MUSIK JAZZ DI JEPANG
Karena saya bertugas menjadi Japanese interpreter (terutama ketika sesi interview dengan media), saya mendapat banyak sekali informasi soal kondisi Jazz di jepang. Apakah gerangan?
Jawaban yang Narita-san ini selalu berikan adalah “mattaku nai ne… (sama sekali tidak berkembang)”.
Ya benar. Musik Jazz di jepang sama sekali tidak berkembang. Jarang banget ada anak muda jepang yang suka sama Jazz, penggemar Jazz disana cuma orang-orang tua. Sekitar umur berapa? Sekitar umur 60 tahun ke atas! Kaget saya dengernya, tapi memang begitulah keadaannya.
Makanya waktu Narita-san ini datang ke Indonesia dan bahkan bisa tampil di acara JGTC, Kampoeng Jazz, beliau sangat tersentuh bahwa di Indonesia para penggemar musik Jazz ada sangat banyak dan masih muda-muda. Bahkan acara JGTC atau KJ itu diorganisir oleh para mahasiswa tiap tahun. Hal yang sangat luar biasa menurut beliau. Itulah alasannya mengapa Narita-san ini lebih sering tampil di Indonesia daripada di Jepang. Target beliau selanjutnya adalah tampil di Java Jazz…. mari kita tunggu.
#2 KERJAAN MEREKA YANG SESUNGGUHNYA
Jadi, rupanya…. kerjaan sesungguhnya dari sang pianis dan managernya ini adalah… studio musician. Mereka adalah orang musik sejati (yang liat partitur bisa langsung nyanyi dan vice versa). Mereka hidup dengan menjadi pemusik. Jadi, mereka inilah orang-orang dibalik layar setiap kali ada lagu baru keluar. Si manager ini bilang, dia sempet mengajari beberapa anak AKB48 nyanyi. Atau si pianis ini bilang kalau dia udah bikin puluhan lagu, bahkan hingga theme song untuk sebuah acara di NHK World.
Saya waktu itu sempat buka topik soal Goosehouse, dan bagaimana akhir April lalu saya menonton konser d-iZe. Kemudian Narita-san ini merespon…
“ya, aku tau Goosehouse”. Wow!
Kemudian ketika saya tanya aslinya mereka ini dari daerah mananya Jepang, Narita-san ini menjawab: “aku dari Aomori”. Kemudian langsung saya timpali, “Ah! d-iZe juga dari Aomori!”. Kemudian entah apa yang ada di pikiran Narita-san, dia langsung mengugel nama d-iZe….
Beberapa saat kemudian, Narita-san ini bertanya: “Kamu tau Kei Takebuchi?” Langsung saya jawab, “iya, tau. Anggota Goosehouse juga kan?” Narita-san merespon, “Aku dulu ikut bantu bikin lagu-nya dia. Waktu di solo albumnya dulu…”
JENG JENG! O.O APAAAAAA
Jadi, rupanya Narita-san ini adalah arranger-nya lagu Kei yang “Won’t you fly to my side” dari Album indie Kei: “Maika ~my flower~” (yang cuma dicetak limited, dan sekarang harganya di Amazon super WOW).
Astaga… mengapa dunia ini terasa sempit… XD Literally sempit.
#3 NYANYIAN PARA IDOL JEPANG YANG BIASA AJA
Kemudian obrolan berlanjut soal pekerjaan mereka… hingga sang manager komen gini soal dunia per-idol-an jepang.
“Uta ga umai AIDORU wa, urenai….” (IDOL yang nyanyinya bagus, nggak akan laku dijual).
Statement yang luar biasa menurut saya. Bikin kaget dan jadi mikir. tapi iya sih… coba deh dengerin lagu-lagu idol-nya jepang (mau yang cowo mau yang cewe, bebas). Gitu. Lagu-lagunya gitu. Bukan lagu yang keren mempesona…. “…tapi kalo Korea Idol mereka suaranya lebih bagus-bagus…” tambah sang manager.
Jadi memang, konsep yang dijual dari para idol ini adalah:
”bagaimana mereka berjuang dari orang yang biasa-biasa saja menjadi sesuatu”.
Konsep “berjuang” nya inilah yang dijual.
Nah lalu, kalau ada IDOL yang nyanyinya bagus, suaranya bagus, dan jago nyanyi…. dimana konsep “berjuang”-nya?
WOW. Hahaha iya iya iya I understand their logic :))
#4 APAKAH BELIAU COCOK UNTUK MARKET INDONESIA?
Jadi, saya mendengar piano beliau. Smooth Jazz genre-nya (oh apakah gerangan smooth jazz saya juga tidak tahu). Tapi ketika mendengar permainan piano beliau rasanya saya paham. Gitu. Bukan Jazz yang aneh-aneh nan ekstrim, tapi jazz yang lebih halus, modern, dan agak cenderung pop. Lagu-lagu kekinian banget. Dan karena dia smooth… haha! Nada-nya bikin galau.
Inget banget waktu beliau main “Utada Hikaru - First Love” di stage… para penonton langsung g a l a u . Terutama mungkin buat para perempuan ya :))
Karena feel piano beliau yang cenderung bright, friendly, dan mudah diterima oleh para orang Indonesia yang senang terseyum, saya rasa beliau cocok untuk market Indonesia. Terutama di market Jazz ya.
#5 MENJADI BACKUP INTERPRETER UNTUK F A I N T S T A R
Hari terakhir, setelah selesai bertugas dan siap nyantai. Tetiba f a i n t s t a r minta backup translator untuk di stage nanti. Soalnya interpreter mereka (baca: steph) belum fasih Bahasa Indonesia.
Jeng jeng! Okay…. Langsung saya stand by di backstage.
Sambil stand by sambil mendengar encore Musumen di panggung. Lalu ketika Musumen sudah selesai tampil, mereka ke backstage… Lalu…. MEREKA PADA PAKE BAJU KOKO!! #ngakak Masya Allah. Siapapun yang kasih ide itu, bagus bagus bagus.
Musumen itu apa sih? Mereka adalah grup cover dance Morning Musume. Kalo kata temen saya Musumen = Morning Musume + Hey!Say!JUMP digabung. Yaa… boleh boleh boleh.
Haha, ini saya waktu dengerin cerita dari Saki & Himmah yang jadi interpreternya mereka kayanya sering banget di fanservice-in XD kuatkan imanmu wahai para gadis berjilbab ~
Lanjut, setelah Musumen ini turun panggung. Langsung faint star naik ke stage. Dan saya duduk stand by di ujung panggung sambil pegang mic. Beberapa kali sempet papasan mata sama Otoko Nihonjin yang sepertinya danlap-nya stage.
I can feel the akwardness… hingga akhirnya dia nyapa dan nanya2 dalam bahawa Jepang (saya rasa beliau mau mengetes kemampuan bahasa jepang saya XD). Ngobrol-ngobrol basa basi lah kita…. hingga ada statement beliau yang cukup menarik…
“Saya kuliah 5 tahun Sastra Jawa di Indonesia”
o.o UWOOO! Setelah beliau ngomong itu, dia langsung ngomong-ngomong via speaker ke soundman (kayanya) pake bahasa jawa + medok-nya. BELIAU GA BOHONG! Keren.
Setelah faint star selesai menyanyi, masuklah ke bagian TALK mereka. Dan saya langsung naik ke panggung. Dan berdiri di tengah-tengah mereka, mentranslate apa yang mereka bicarakan dalam bahasa Jepang ke bahasa Indonesia.
Disini, saya menemukan sebuah masalah sekaligus menyadari suatu hal. Mengenai Job Interpreter. Seorang interpreter itu tidak hanya bertugas menjadi seorang penerjemah literally. Mentranslate sebuah kata atau kalimat. Tapi seorang interpreter mesti juga bisa mentranslate nuansa dan makna.
Seperti halnya ketika mentranslate Narita-san ketika exclusive interview dengan beberapa media, disitu seorang interpreter harus bisa mentranslate-nya menjadi bahasa komunikasi jurnalis.
Atau ketika mentranslate dokumen profile Narita-san ke bahasa Indonesia untuk Japan Foundation. Karena itu dokumen, maka bahasanya harus naratif.
Nah, lalu…. kali ini saya harus mentranslate bahasa jepang dari idol group faint star diatas panggung. Jeng jeng! Maka ketika menerjemahkan saya memilih tone yang ceria ala-ala idol. Hahahahaha. Supaya energi yang kedua model itu sampaikan lewat bahasa jepang juga bisa tersampaikan dengan energi yang sama lewat bahasa Indonesia. Untung cuma sebentar.
—————————————————–
Astaga… pekerjaan Japanese Interpter itu sangat menyenangkan :) I want more. Bismillah, semoga Allah membukakan jalannya
Lelah memang, dan ilmu yang saya punya masih cupu. Tapi Asik! Ada beberapa hal yang saya cukup sesali disini… adalah mungkin seharusnya saya pakai Keigo ya? Tapi mau mempraktekkan Keigo pun saya masih ragu-ragu…. takut keliru. Makanya akhirnya saya tidak mempraktekkan Keigo waktu kmarin…. hmm….
Lupa di stasiun apa. Tapi kayanya Yokohama Station (?) Ada dua macam kereta yang lewat di line ini: 1. Express Train (tokyuu densha) - cuma berhenti di stasiun besar 2. Local Train (kakueki densha) - berenti di tiap stasiun
Lalu saya sangat terkejud dengan lantainya. Ada line biru dan line merah. Sign yang membedakan antrian orang yang mau naik kereta jenis apa?
7 April 2016. Fuji Q Highland. Amusement Park yang paling ingin saya kunjungi di Jepang. Dan akhirnya tercapai. :) terima kasih muti ~
RUMAH HANTU (OBAKE YASHIKI)
Inilah alasan utama yang bikin saya sangat ingin datang ke FujiQ. Rumah hantu yang katanya butuh waktu 45 menit untuk menyelesaikan-nya. Mulai dari start sampai finish. AHAHAHA indah sekali summary-nya :)
Meskipun hari itu FujiQ hujan seharian (sehingga wahana outdoor gaada yang bisa dinaikin satupun), alhamdulillah rumah hantu ini indoor jadi aman-aman saja. Mana kita datang pas sepi banget antriannya. Cuma ada serombongan 4 orang, dan grup 2 orang. Baru kita.
Pas sampe ke lokasi, ada tulisan “…ima nara mada modoreru” (kalau sekarang kamu masih sempat untuk kembali…). Tagline yang sangat pintar ya :D hahaha
Akhirnya kita masuk ke dalam. Rupanya di awal kita bakal masuk ke ruang introduction. Gelap lah…. feel creepy-nya kerasa banget. Di ruangan itu kita nonton film introduction. It’s supposed to be a horror movie, but…. dibanding horror saya bakal lebih cenderung mengklasifikannya ke film “disgusting”. Iya sih, ada darah muncrat-muncrat dan ada adegan sadis…, tapi teknik videografinya gitu ajah. Kalo dibilang sadis, menurut saya justru Game of Thrones jauh lebih sadis… dan karena saya tau itu darah-darah yang muncul adalah properti jadi saya berusaha merespon dengan logis. Beda dengan Muti, yang malah “geuleuh” nonton short film di awal ini.
Setelahnya kita masuk ke dalam, dan menunggu antrian di dalam. Grup pertama yang rombongan 4 orang masuk duluan. Kemudian selanjutnya grup 2 orang mbak-mbak di depan kita. Karena atmosfirnya tegang, akhirnya kita ngajak ngobrol-ngobrol si mbak ini.
“Ini kali kedua-ku kesini, dulu waktu kali pertama aku menyelesaikannya dalam waktu 20 menit. Waktu itu aku jalannya emang nggak nyantai sih… makanya selesai cepet”
“Aku sih nggak gitu takut, soalnya itu semua cuma properti. Dan lagi mereka nggak akan nyentuh kamu.”
“Karena kita giliran kedua, seenggaknya kita bisa denger suara jeritan dari grup sebelum kita. Jadi kalo mereka menjerit kita udah bisa menyiapkan diri bahwa akan ada sesuatu nanti di depan…”
Itulah nasehat-nasehat yang kita dapatkan di awal. Haha. Bismillah.
Maka setelah grup mbak-mbak berdua ini udah masuk, dan jeda beberapa menit. Giliran kita pun tiba. Ketika masuk, kita disuruh duduk di sebuah kursi. Diem nothing happened buat beberapa detik, dan sunyi senyap. Hingga….
BAM! CKREK!
Kursi yang kita duduki jatuh. Dan reflek ekspresi kaget kitalah yang berusaha di capture oleh kamera. Hmm, baik :) pintar sekali ya kalian bapak art director… nice idea.
Setelahnya kita dikasih senter buat bekal perjalanan dan journey dimulai! hahaha…. Alhamdulillah kita diijinkan bawa payung ke dalam. Lumayan buat self defense kalau-kalau terjadi hal-hal aneh di dalam nanti.
Overall dia settingnya emang horror dan banyak dekorasi-dekorasi nggak nyantai yang visually serem. Tapi saya berusaha menanggapinya dengan logis. Karena saya tau itu properti human made. Karena muti terlihat lebih takut dibanding saya, maka saya yang pegang kontrol senter dan memimpin jalan. Sementara muti meluk tangan saya.
Untungnya selama perjalanan melewati lorong, tangga dan ruangan ada panah petunjuk. Jadi kita nggak mungkin nyasar. Ada sempet kemunculan salah seorang staf obake itu ngagetin. Tapi ya… namanya juga manusia. Saya tau mereka manusia bermake-up, jadi berusaha menanggapi dengan logis. Sempet teriak tapi yaudah itu aja. Lalu saya berjalan dengan santai… tapi…. GROAAA! Staf obake itu teriak dengan nada suara yang sangat disturbing di belakang kepala saya. Bikin pingin segera pergi dari situ. Akhirnya kita jalan cepet.
Pintu RETIRE pertama. Jadi, untuk yang merasa tidak sanggup untuk jalan lebih lanjut, mereka bisa keluar lebih dulu lewat pintu RETIRE. Dan menyambut dunia luar sana yang penuh cahaya mentari dan pepohonan hijau. Tapi tentu saja kita ingin menyelesaikannya, jadi kita terus lanjut.
Selama perjalanan kita teriak-teriak medium, “No! No! NO!”. Maksudnya adalah teriakan begging ke para staf obake buat nggak ngagetin kita. :,D hahaha
Ada sempet tuh kita sampe di sebuah lorong panjang. Yang udah jelas banget pasti akan ada sesuatu terjadi di lorong itu. Maka jalanlah kita pelan-pelan sambil teriak-teriak. Dan lalu…. JENG JENG! Staf Obake muncuk keluar! Dengan kostum semi mumi gitu. Yaudah awalnya aja kaget pas dia tiba-tiba muncul, abis itu lanjut jalan. Tapi, lagi. Dia teriak lagi dengan suara teriakan screaming GROAA yang cukup disturbing. Soalnya dia teriak persis di belakang kepala saya. Keras. Banget. Siapapun guru sang staf obake yang ngajarin dia teriak kaya gitu, big applause. Kayanya mereka udah mempelajari frekuensi teriakan yang cukup disturbing buat manusia itu gimana :,) Dan dibanding visual-visual yang saya lihat, yang membuat saya ingin segera lari dari tempat itu adalah teriakan para staf obake ini :,) serem.
Berkali-kali kita teriak, dan bertemu dengan staf obake dan dekorasi horor di rumah hantu ini, namun kita tetap lanjut. Naik ke lantai atas, terus muter turun ke basement, terus naik lagi ke atas… terus hingga akhirnya menemukan seorang mbak-mbak! Si mbak ini langsung ngambil senter yang ada di tangan saya.
“Eh, udah selesai mbak?”
“Owari janai yo…” (kata siapa udah berakhir…)
Glek! Oke. Artinya kita masih mesti lanjut. Dan kali ini tanpa senter. Astaga itu remang-remang nan gelap…. dan tanpa senter. Haha…. tapi kita tetep lanjut.
Di masa transisi ini kita sempet bingung nyari sign panah penunjuk arah. Bahkan waktu itu saya sempet bilang ke muti,
“Mut, gpp kamu merem aja tutup mata. Asal kamu pegangan yang bener. Nanti aku pandu jalannya”. Saking muti kayanya udah lelah….
Banyak kejutan dan teriakan terjadi dalam perjalanan sesi 2 tanpa senter ini. Bahkan saya secara tidak sengaja mukul si mas staf obake pake payung dan juga pintu ruangan pake payung. Kemudian inget, bahwa kita nggak boleh mengang properti ato megang si staf obake ini. Itu rule-nya. Ketika sudah sadar dari kepanikan… langsung kepala berbalik dan ngomong “gomenasai, gomenasai” (maaf, maaf) ke si mas staf obake itu.
Setelah perjalanan cukup panjang, kita ketemu lagi sama pintu RETIRE ke-3 atau ke-4 ya? Lupa. Pintu RETIRE ini berfungsi banget buat jadi rehat point untuk ambil napas dan mencoba menenangkan hati setelah nggak karuan melewati ruangan-ruangan gelap itu. Di pintu RETIRE ini muti ngomong,
“Fa, saya kayanya udah nggak kuat…” sambil ngos ngosan. Kerasa banget disitu kayanya muti udah super berjuang hingga titik itu. Muti sudah lelah. Di titik itu sebenarnya saya pun juga jadi tergoda untuk keluar di pintu itu… Kemudian muti membuka pintu itu, dan melihat keluar. Melihat indahnya dunia luar sana selama beberapa detik. Kemudian menutupnya lagi.
Ini TIPS yang cukup bagus buat yang hampir kehilangan nyawa di obake dan butuf refill nyawa. Bukalah pintu RETIRE itu, hirup udara segar di luar sana sesaat. Kemudian kembali bertarung menyelesaikan obake itu.
Kita pun lanjut. Kali ini langkah kaki lebih cepat dari sebelumnya. Dan teriakan-teriakan “No! No! NO!” secara konstan menemani setiap langkah yang kita ambil. Dan…..
IT FINISHED! PINTU KELUAR! Huwaaaa! Cahaya matahari menyambut diujung sanaaa! Alhamdulillah sekali. Sekaligus perasaan terharu. Selesai! Akhirnya salah satu mimpi ga penting saya terkabul. Tamat Obake!
Setelah keluar, disitu saya baru menyadari tenggorokan saya kering. Kering karena teriak-teriak “No! No! NO!” berulang kali. Padahal harusnya nggak usah teriak juga nggak apa-apa… Haha :,))
“Nggak lagi deh. Saya paling nggak bisa yang begitu-begitu”komen muti.
Maaf ya mut, sampe menemani fafa untuk ini :P hehe Tapi menyelesaikan obake ini adalah suatu life accomplishement.
“Mau masuk lagi mut?” tanya saya secara serius ke muti.
“Nggak!” jawab muti singkat.
Hahahaha iya sih. Keluar dari obake itu cukup membuat jiwa dan raga lelah. Tapi suatu hari nanti saya penasaran dan pingin masuk lagi kesana. :) kenapa ya? Hmm… penasaran aja. Cuma mungkin next time enaknya masuknya rame-rame ya.